Do you need to take German course privately? Frau Sihombing unterrichtet Deutsch.

Please contact Ms Juita Sihombing 0856 9120 7788 and she will be there for you. (Jakarta, Indonesia)

Saturday, 13 June 2015

Bunyi Paduan “Umlaut”. Sudah Benar, Koq Disalahkan?




Seperti ditampar wajah saya rasanya, saat seorang Jerman menyalahkan saya karena menulis huruf Umlaut dengan 2 huruf vokal. Bunyi Umlaut dalam Bahasa Jerman merupakan paduan dari 2 buah vokal yang ditulis cukup dengan 1 buah huruf vokal ditambah 2 buah titik di atasnya. ä, ö, ü adalah bunyi-bunyi Umlaut dan jika tidak ada huruf Umlaut maka harus ditulis demikian: ae untuk ä, oe untuk ö, ue untuk ü. Huruf-huruf ini tentunya tercetak di papan ketik pada mesin tik dan komputer di Negara asalnya. Di papan ketik mesin tik dan komputer di Indonesia sampai saat ini belum ada.

Berikut cuplikan email orang Jerman tersebut dalam Bahasa Indonesia karena ybs. bisa berbahasa Indonesia:
“...Yang juga tidak boleh: Privatlehrerin fuer Deutsch. Seharusnya Privatlehrerin für Deutsch. Kenapa tidak menulis Umlaut: ä, ü, ö. Papan ketik saya juga tidak punya Umlaut karena dibeli di Amerika, tetapi kan gampang sekali diketik.“

Saya sudah belajar Bahasa Jerman sejak SMA sampai ke universitas, sangat jelas diajarkan: jika tidak ada huruf Umlaut, maka bunyi Umlaut tersebut harus ditulis dengan 2 buah huruf vokal. Jika tidak, bunyi itu salah, bisa menyesatkan. Bagaimana bisa membedakan contoh kata-kata berikut: zählen dan zahlen, schön dan schon, drücken dan drucken? Ini pertama kali dalam hidup saya ada orang Jerman yang menyalahkan saya karena menulis bunyi Umlaut dengan 2 buah huruf vokal.


Saya sendiri merasa tidak nyaman, jika saya menonton siaran televisi Indonesia dan membaca “Bayern Munchen” yang tertulis, bukan “Bayern Muenchen”. Rasanya ingin menelepon stasiun tv tersebut dan meminta agar mereka menulis “Muenchen” dan mengajarkan penyiarnya cara mengucapkan bunyi Umlaut u dan kata “Muenchen”, bukan [muncǝn].

Seorang teman saya (pria) yang merupakan orang Jerman, tetapi hidup di Maladewa, menulis bunyi Umlaut juga dengan 2 huruf vokal. Saya rasa, papan ketik komputernya dibeli di Maladewa dan Maladewa juga tidak mengenal bunyi Umlaut. Jika Maladewa mengenal bunyi Umlaut, tentu teman saya itu tidak perlu repot-repot menulis bunyi Umlaut dalam 2 buah huruf vokal. Berikut emailnya pada saya dari Desember 2013:

Rene schrieb am 13:33 Sonntag, 29.Dezember 2013:
Hallo Juita,

Schoen von Dir zu hoeren und auch ich wuensche Dir Frohe Weihnachten und ein Glueckliches Neues Jahr.
Werde klicken so viel und oft wie moeglich :-)

Mit lieben Gruessen, ...

Saya tahu, huruf-huruf Umlaut bisa diketik dalam Microsoft Word. Dari menu: Insert – Symbol. Tetapi, setiap saat selalu masuk ke menu tersebut hanya untuk mendapatkan huruf Umlaut merupakan pemborosan waktu. Dan di Blogger ini, sejauh saya sudah mencoba utak-atik, tidak ditemukan cara mendapatkan huruf Umlaut. Oleh karena itu saya ketik dulu di Word, baru disalin ke Blogger.

Sungguh menarik mengetahui pendapat orang Jerman lainnya ataupun orang lain yang berasal dari Negara berbahasa Jerman tentang penulisan huruf Umlaut ini.

Bpk Hess-Luettich di Bern


Komentar pada perdebatan huruf Umlaut- dan ss/ß:

Berlaku kesepadanan yang berfungsi menggambarkan bunyi Umlaut dan ß yaitu: ä = ae, ö = oe, ü = ue dan ß = ss. Nama saya di paspor (Heß-Lüttich) selalu saya tulis dengan benar dalam pemesanan tiket pesawat atau transfer di bank sebagai Hess-Luettich.
Tapi bank saya di Kapstadt menulis HeB-Luttich, hingga selalu.menimbulkan kekacauan.


Bpk Seemann di Berlin


Saya tidak memiliki kesulitan untuk menulis huruf-huruf Umlaut dengan 2 huruf pada komputer. Ini juga sering saya lakukan, jika saya mengirim email berbahasa Jerman ke luar negeri. Karena saya tidak yakin, apa yang kemudian akan dicetak oleh sebuah komputer Amerika. Saya sudah pernah melihat yang buruk.

Hanya, jika hal itu tentang buku atau poster, dsb. harusnya diusahakan untuk mengetik huruf Umlaut sesuai aslinya. Ini juga saya lakukan dengan teks dan nama berbahasa Perancis dan Ceko dan tanda-tanda berbahasa Perancis dan Ceko yang digambarkan melalui simbol, dst.. Ya, Anda sudah tahulah itu.


Ulli di Hamburg


Jadi, menurut saya Bpk Dr. K. melihatnya sangat sempit. Jika saya di luar negeri, saya selalu menulis "ae, ue, oe, ss" dst., sebab papan ketik luar negeri tidak mengizinkan yang lain. Kombinasi beberapa tuts yang bisa menghasilkan bunyi Umlaut pada papan ketik komputer sama sekali tidak saya kenal dan bagi saya itu terlalu bertele-tele. Hanya untuk diketahui saja: lebih menarik lagi untuk orang Skandinavia (Eropa Utara) yang menulis ä atau ö lain lagi. Saya juga tidak bisa menggambarkannya dengan papan ketik komputer saya. Kira-kira 99% dari semua orang Jerman tidak masalah, jika mereka membaca ae, oe atau ue.

Di sini baru saja saya mendapat kabar dari Norwegia, engkau bisa melihat bunyi Umlaut dalam Bahasa Norwegia (hanya untuk menarik minat saja). Huruf Umlaut mereka juga tidak ada pada papan ketik kami. Senangnya bisa langsung memperlihatkan padamu, bahwa masih ada yang seperti itu.

Kjære Ulli, (æ = ä),

Takk for juleønsker (ø = ö)

Kalimat itu dalam Bahasa Norwegia berarti: Lieber Ulli, danke für die Weihnachtsgrüße. (Terjemahan Bahasa Indonesia: Ulli yang baik, terima kasih untuk ucapan selamat Natalnya)



Demikianlah, jika simbol-simbol bunyi bahasa.memang tidak dapat dihasilkan dalam komputer atau internet, ya, tulislah dengan huruf-huruf yang memang berfungsi sebagai bentuk kesamaannya. Jangan seorangpun menyalahkan. ;-)


Saudara telah membaca teks ke 41.
Silakan baca teks 42:  Dua Jam Bersama Prof. Hess-Luettich
Kembali ke teks 40: Derita Madu dari Rauenstein

No comments: