Do you need to take German course privately? Frau Sihombing unterrichtet Deutsch.

Please contact Ms Juita Sihombing 0856 9120 7788 and she will be there for you. (Jakarta, Indonesia)

Tuesday, 28 October 2014

Derita Madu dari Rauenstein




Betapa sakit hatinya saya ketika saya saksikan di rumah bahwa madu kiriman dari Rauenstein yang baru saja diambil dari kantor pos ternyata tumpah. Madu itu sudah menempuh perjalanan yang sangat jauh: Rauenstein – Hamburg – Jakarta, tetapi harus tumpah di kantor pos Jakarta. Ini semua kesalahan para petugas yang tidak profesional.

Teman saya Nicole yang memang baik, telah menghadiahkan madu dan coklat. Sebelumnya saya sudah ingatkan dia agar menyiapkan performa invoice untuk pengiriman madu. Tahun 2005 Nicole pernah mengirim madu dan sebuah boneka pada saya. Kantor pos dulu tidak mau menyerahkan paket tersebut pada saya sebelum Nicole mengirim performa invoice sebagai pelengkap untuk pengiriman madu. Lalu Nicole membuat performa invoice dan kantor pospun membebaskan madu itu.

Berdasarkan pengalaman buruk tahun 2005 tersebut Nicole menyiapkan pengiriman kali ini dengan lebih hati-hati. Tidak hanya performa invoice, tetapi Nicole juga mencari informasi lebih jauh, apakah ada peraturan lainnya. Ia bahkan menghubungi Kedubes Indonesia. Sayangnya kedutaan tersebut tidak memberi jawaban.

Nicole juga ingin menghadiahkan saya sebuah buku Tata Bahasa Jerman dalam Bahasa Jerman dan akan mengirim buku ini sekaligus dengan madu dan coklat. Sayang Nicole harus membatalkan pengiriman buku tersebut karena ia menemukan informasi bahwa ia harus terlebih dahulu melapor pada Kementerian Pendidikan Indonesia untuk mendapat izin mengirimkan buku tersebut. Tentu saja ini sangat berat dan merepotkan. Sayang, Nicole sudah terlanjur membeli buku itu.

Oleh karena tidak ditemukan peraturan lain untuk pengiriman paket, maka Nicole mengirim madu dan coklat tersebut.

Betapa terkejutnya kami, bahwa ternyata madu ditahan oleh karantina hewan setibanya di Jakarta. Tidak diduga ternyata ada peraturan baru. Untuk madu diperlukan dokumen health certificate atau certificate of analysis. Tanpa dokumen ini madu akan dimusnahkan. Benar-benar kejadian buruk.

Jika menurut para petugas peraturan sudah ada sejak 1992 dan 2000, mengapa tahun 2005 tidak diterapkan? Di mana petugas karantina hewan? Dari peristiwa ini bisa disimpulkan bahwa tidak ada kerja sama antara karantina hewan dan Pos Indonesia pada waktu itu.

Mungkin tidak ada juga kerja sama antara Kedubes Indonesia dan karantina hewan, maka Nicole tidak mendapat jawaban dari kedubes. Seandainya saja kedubes waktu itu memberikan informasi yang benar pada Nicole, seluruh kejadian buruk yang menimpa madu ini tidak akan terjadi.

Saya sangat berharap bahwa madu tetap dibebaskan berdasarkan preseden tahun 2005 karena kami tidak bersalah. Berbagai upaya kami lakukan agar karantina hewan membebaskan madu itu. Akhirnya karantina hewan mengatakan agar madu diuji di lab mereka. Jika hasilnya bagus, maka madu bisa dibebaskan.

Hasil lab sungguh bagus. Pencemaran mikrobiologi hanya 60 CFU/g (6.0 x 101), sementara batas maximum pencemaran mikrobiologi yang diizinkan adalah 1 x 106 CFU/g (1 juta). Akhirnya setelah 2 bulan ditahan, madu yang malang boleh “pulang” dan tidak perlu dimusnahkan seperti diancam pada awal. Untuk keseluruhan birokrasi di karantina hewan, kantor pos dan bea cukai harus mengeluarkan uang.

Nicole telah membayar sangat banyak dan mahal. Di Jakarta saya masih harus juga mengeluarkan uang banyak, tapi madu sebanyak kira-kira 600ml harus tumpah. Sebelum madu dibawa ke lab saya sudah lihat bahwa kedua ember tertutup rapat.

Ketika kardus pembungkus sudah dibuka di rumah, saya saksikan bahwa tutup salah 1 ember tidak tertutup rapat, tidak semua kantong plastik digunakan untuk membungkus kembali kedua ember madu. Kantong plastik hanya teronggok begitu saja dalam kardus. Tentu saja madu tumpah ketika saya menunggu di kantor pos, kardus diberdirikan, harusnya dibaringkan. Dengan posisi kardus yang berdiri, maka posisi ember menjadi berbaring, tumpahlah madu itu. Demikian pula dengan 6 buah coklat, teronggok begitu saja. Padahal ada tas kain indah berwarna biru. Saya yakin tas tersebut tadinya tempat coklat-coklat itu. Karena madu ditahan oleh karantina hewan, sebuah coklat Rittersport Nugat 250 g jadi kadaluwarsa. Benar-benar menjengkelkan. Kantor pos minta uang untuk pengepakan kembali, tetapi mereka tidak mampu mengepak sebaik dan serapi Nicole.

Benar-benar membuat orang sakit hati.



Saudara telah membaca teks ke 40
Silakan baca teks 41: Bunyi Paduan "Umlaut". Sudah Benar, Koq Disalahkan?

No comments: