Murid
saya Dicky (bukan nama sebenarnya) membacakan teks dengan hati-hati sementara
saya mendengarkannya sambil makan kue yang enak. 😊 Ibunda Dicky memang baik,
selalu menyediakan kue untuk saya. Banyak di antara murid saya yang juga berbuat
seperti itu. Menyediakan makanan dan minuman saat jam les tanpa saya
memintanya. 😉

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katholik Atmajaya ini ingin melanjutkan kuliah spesialisasi di Jerman. Oleh karena itu penting baginya mengetahui hal yang nantinya dia perlukan sebagai orang asing di Jerman.
Selanjutnya di buku kursus tertera seperti berikut ”Das Ausländeramt fragt nach dem Visum, nach drei Passfotos und nach der Wohnung. ...”
Kami
lanjutkan membicarakan tentang hidup di Jerman. Dari awal orang harus punya
dokumen yang benar, sehingga nantinya tidak bermasalah dengan Pemerintah Jerman,
jika sudah berada di Jerman.

Lalu
anak muda anggota GKI Puri Indah ini bertanya, apa arti Visum dalam Bahasa
Indonesia. Ketika saya menjawab pertanyaannya, ia pun berkata, bahwa sebelumnya
dalam diskusi ia selalu tidak mengerti karena ia menyangka yang dimaksud Visum
dalam teks tersebut adalah Visum et Repertum. 😊
Jika
nanti ia menjadi seorang dokter, ia akan mengeluarkan sebuah laporan atas
pemeriksaan yang telah ia lakukan terhadap korban kriminalitas. Pemeriksaan ini
biasanya diminta oleh polisi. Laporan tersebut kita kenal sesuai bahasa aslinya
bernama “Visum et Repertum”. 😊
Pantas Dicky bingung, koq ke Jerman mesti bawa
Visum et Repertum. Trus, visum atas pemeriksaan siapa / korban yang mana? Ternyata
Visum dalam Bahasa Jerman berarti visa. 😉
Lalu apa padanan kata “Visum et Repertum”
dalam Bahasa Jerman? Yaaa, Dicky tanya sendiri sajalah nanti kepada teman
sejawatnya sesama dokter di Jerman. 😉
Saudara
telah membaca teks ke 61, teks yang terakhir.
Kembali ke
teks 60: Koq, Les Jerman?
Kembali ke
teks 1: Private German Course
No comments:
Post a Comment